Selasa, 12 Maret 2013

Perdarahan otak pada anak

Perdarahan otak pada anak dengan “Acquired Prothrombin Complex Deficiency”…efek fatal akibat kesalahan kecil…

Ketika seorang anak baru saja lahir dan keluar dari rahim ibunya, setelah proses membersihkan dan memastikan anak dalam kondisi stabil keadaan vitalnya, maka biasanya selalu dilanjutkan dengan pemberian suntikan vitamin K pada si anak. Pemberian suntikan vitamin K bertujuan untuk menambah dan mendukung fungsi pembekuan darah dari anak yang baru lahir, dimana setelah lepas dari rahim ibu, anak tidak mendapatkan lagi dukungan zat-zat pembekuan darah dari sang ibu.
Namun, karena begitu sederhananya tindakan ini, terkadang suka dilupakan atau terlewatkan oleh yang menolong persalinan (dokter, bidan, dukun, dan lain-lain). Bisa juga dikarenakan ketidaktahuan dari si penolong persalinan akan pentingnya suntikan vitamin K ini.
Sebenarnya, apa sih gunanya suntikan vitamin K ini…?? Perlukah diberikan dan bagaimana bila tidak diberikan…??
Sekali lagi, keperluan suplemen vitamin K ini adalah untuk memberi bantuan tambahan terhadap kemampuan pembekuan darah si anak/bayi. Bila tidak diberikan maka jelas tubuh si anak terpaksa berjuang sendiri dalam memenuhi kemampuan pembekuan darahnya. Sayang sekali, ternyata banyak anak yang tubuhnya belum mampu untuk bertahan sendiri. Sehingga timbullah efek fatal dari ketidakmampuan ini.
Secara umum, gangguan kemampuan pembekuan darah akan berakibat meningkatnya resiko perdarahan pada bayi atau anak. Perdarahan yang biasanya terjadi karena adanya trauma dari luar, maka pada keadaan gangguan pembekuan darah, perdarahan tersebut dapat terjadi secara spontan tanpa stimulus dari luar. Perdarahan spontan tersebut dapat terjadi di bagian manapun dari tubuh. Yang paling fatal adalah perdarahan di otak si anak. Perdarahan di otak tersebut jelas akan menyebabkan penekanan pada otak akibat brtambahnya jumlah darah yang keluar sehingga otak akan terjepit. Selain itu, iritasi darah pada otak akan mengakibatkan otak membengkak dan juga merangsang timbulnya kejang yang berulang pada anak. Otak yang terjepit, bengkak serta kejang yang berulang akan menyebabkan anak mengalami penurunan kesadaran, gangguan fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi (jantung dan pembuluh darah). Alhasil, anak terpaksa dirawat khusus dengan bantuan alat nafas. Ditambah lagi, faktor-faktor pembekuan darah yang kacau di dalam tubuh, mengakibatkan anak kekurangan darah (pucat) dan kuning (ikterik). Fungsi hati juga akan mengalami gangguan. Kesemua ini akan semakin memberatkan beban tubuh untuk mengatasi masalah perdarahan selanjutnya, dan anak akan semakin turun kondisinya serta terancam akan kematian.
Vitamin K untuk pembekuan darah

Keadaan diatas disebut sebagai suatu penyakit “Acquired Prothrombin Complex Deficiency” atau biasanya disingkat dengan APCD, suatu keadaan gangguan pembekuan darah secara menyeluruh pada anak yang biasanya disebabkan karena defisiensi vitamin K.
Lalu bagaimana cara mengatasinya…??? Apakah sudah tidak ada harapan bagi si anak…???
Jawabannya adalah sangat bergantung dari cepatnya memberikan bantuan terapi pada anak, baik terapi obat-obatan maupun terapi operasi. Anak dengan APCD harus diberikan terapi suplemen zat-zat pembekuan darah segera termasuk tranfusi darah sesuai kebutuhan. Pemberian suplemen vitamin K serta tranfusi komponen-komponen darah harus segera diberikan. Selain itu, tindakan operasi harus segera dilakukan bersamaan dengan koreksi zat-zat pembekuan darah tadi. Tindakan operasi bertujuan untuk mengeluarkan darah dan memberikan ruang bagi otak yang bengkak. Pasca operasi, anak harus dirawat di ruang rawat intensif dengan bantuan alat nafas, serta pemantauan ketat terhadap kemungkinan perdarahan selanjutnya.
Lalu bagaimana prognosis selanjutnya…?? Bagaimana kondisi anak selanjutnya…??
Pengalaman saya, dari 10 anak dengan perdarahan otak akibat APCD karena kekurangan vitamin K, yang kemudian dilakukan terapi operasi segera dan terapi obat-obatan, maka 8 anak mengalami perbaikan dan bisa bebas dari alat bantu nafas dalam periode 5 hari pasca operasi. Anak kemudian akan mengalami perbaikan secara progresif dan menunjukkan pemulihan yang sangat baik. Dua anak yang tidak menunjukkan hasil kurang baik dikarenakan komplikasi penyakit lain yang dimiliki kedua anak tersebut. Tapi secara umum, bahwa angka keberhasilan tindakan operasi untuk kasus ini sangat baik. Sehingga saya sangat menyarankan untuk anak-anak dengan perdarahan otak akibat APCD, harus segera mendapatkan terapi operasi dan obat-obatan tadi.
Pesan yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa pemberian suntikan vitamin K sangat vital dan diperlukan pada bayi yang baru lahir, untuk mencegah perdarahan-perdarahan selanjutnya yang bersifat fatal. Tindakan pemberian suntuikan vitamin K sangatlah sederhana, namun bila tidak dilakukan akan mengakibatkan hal yang fatal, bahkan kematian.

Kamis, 07 Maret 2013

PENYAKIT KAWASAKI

 






Pada tahun 1967, Dr. Tomisaku Kawasaki memperkenalkan penyakit baru kepada warga dunia. Pada tahun yang sama, penyakit ini telah mendera 50 anak di kota Tokyo, Jepang.
Gejala awal penyakit yang menyerang anak-anak ini tidak begitu menonjol atau hampir sama dengan gejala demam atau penyakit ringan lainnya yang disertai radang pada lidah dan mulut sehingga banyak orang tua yang mengabaikan gejalanya dan hanya memberikan obat penurun panas.
Memang, gejalanya mereda. Namun, masalah sesungguhnya yang terletak pada pembuluh darah, jika tidak segera diobati, maka akan merusak otot jantung dan berpotensi mengakibatkan gagal jantung.
Padahal jika diobati sesegera mungkin penyakit ini akan terobati dengan tuntas. Penyakit yang disebut mucocutaneous lymphnode syndrome ini kemudian lebih dikenal sebagai penyakit Kawasaki.

Gejala Penyakit Kawasaki

Jika gejala di bawah ini ditemukan khususnya pada anak dibawah 5 tahun maka anak tersebut harus segera dibawa ke dokter. Pada tahap awal, penyakit Kawasaki menyebabkan demam lebih dari 38.5 celcius lebih dari seminggu, mata merah, ruam pada bagian tubuh dan area genital, bibir pecah-pecah, kering, dan lidah berbintil-bintil seperti strawberry, bengkak disertai kemerahan pada kulit (tangan dan kaki), pembengkakan pada kelenjar getah bening, serta cepat marah.
Pada tahap kedua, gejala yang menyertai penyakit ini adalah mengelupasnya kulit terutama di ujung jari-jari tangan dan kaki, muntah, diare, dan nyeri perut.
Sedangkan pada fase ketiga, gejala dari penyakit Kawasaki sebenarnya telah mulai menurun dan bahkan menghilang namun komplikasi terhadap kesehatan jantung memburuk.
Gejala pada setiap fase akan muncul 2-3 hari setelah gejala awal mulai terlihat. Banyak orang tua yang tidak mengerti tentang penyakit ini dan hanya memberikan antibiotik yang sebenarnya tidak menolong sama sekali. Ya, perhatikan dengan seksama gejala-gejala yang timbul.

Komplikasi Penyakit Kawasaki

Komplikasi yang paling ditakutkan dari penyakit Kawasaki adalah penyakit jantung. 20%-40% penderita Kawasaki memiliki komplikasi pada jantung yang terjadi sekitar 7 hingga 8 minggu sejak terjadinya demam.
Penyakit Kawasaki dapat merusak pembuluh nadi koroner yang berhubungan langsung dengan jantung. Pada awalnya, pembuluh darah melebar namun lama kelamaan akan menyempit di bagian dalam atau tersumbat.
Akibatnya, aliran darah yang membawa sari makanan terganggu sehingga terjadilah kematian otot pada jantung yang disebut myokard infark. Matinya otot jantung ini lama kelamaan bisa menyebabkan gagal jantung yang berakibat pada kematian.

Pengobatan Penyakit Kawasaki

Pengobatan sangat bergantung pada tahap atau level penyakit Kawasaki. Beberapa penderita penyakit Kawasaki level pertama hanya diberi obat-obatan dan infus. Namun, bagi penderita yang telah mengalami komplikasi dan atau telah parah maka operasi bypass diperlukan.
Obat-obatan memang bisa menyembuhkan penderita penyakit Kawasaki. Sayangnya, harga obat yang terbilang mahal selalu menjadi hambatan kesembuhan pasien. Harga per gram obat adalah 1 juta rupiah dan berapa banyak obat yang diperlukan tergantung berat badan si penderita.
Penyakit Kawasaki di Indonesia pertama kalinya ditemukan sekitar tahun 1996. Dan di Asia, penderitanya telah mencapai ratusan ribu jiwa dan tingkat kematian 0.1-2% di seluruh dunia.
Alangkah bijaknya jika tidak menganggap enteng demam berkepanjangan yang menyerang putra-putri Anda. Sebelum menderita komplikasi penyakit jantung, segera periksakan ke dokter dan dapatkan perawatan yang memadai.